Jakarta, Hangoutproject.id - Pelatih Pelita Jaya, Johannis Winar, atau yang akrab disapa Ahang, kini menghadapi tantangan besar dalam memperkuat lini depan timnya, terutama para big man yang menjadi tulang punggung di area cat.
Dengan tujuan besar untuk mendominasi paint area di setiap pertandingan, Ahang menuntut para pemain besar pelita Jaya untuk tampil lebih agresif—suatu sikap yang menjadi kunci utama dalam menciptakan pengaruh signifikan di lapangan.
Dilansir dari iblindonesia.com, agresivitas bukan sekedar tuntutan, melainkan sebuah filosofi yang diusung oleh Ahang untuk memperkuat pondasi permainan tim. Bagi tim pelatih basket Indonesia ini, keberhasilan tim tidak hanya ditentukan oleh serangan tajam dan ketepatan tembakan, tetapi juga oleh kemampuan menguasai area krusial di bawah ring. Dengan melibatkan dig man secara lebih agresif, Ahang berharap Pelita Jaya dapat mendominasi paint area, baik dalam pertahanan maupun serangan.
“Setiap big man yang bermain, saya ingin mereka agresif dan dominan, terutama dalam hal rebound—baik itu saat bertahan maupun menyerang,” ujar Ahang, menjelaskan filosofi permainan yang ingin diterapkan.
Permintaan ini bukan tanpa alasan. Ahang ingin para pemain big man tidak ragu lagi untuk melepaskan tembakan, karena ia percaya ada rekan-rekannya yang siap membantu dengan melakukan rebound.
Hal ini menjadi alasan utama agar tim dapat terus menjaga alur permainan dan menjaga momentum meski dalam situasi yang menantang. Rebound bukan sekedar mengambil bola pantul, tetapi juga menciptakan peluang-peluang baru yang berpotensi mengubah jalannya pertandingan.
Salah satu contoh nyatanya terjadi pada pekan ketujuh IBL 2025, ketika Pelita Jaya bertanding melawan Pacific Caesar Surabaya pada Kamis, 6 Maret. Dalam pertandingan tersebut, Pelita Jaya menunjukkan agresifitas yang telah diminta oleh sang pelatih dengan membungkam tim tamu dengan skor telak 78 - 10. Kemenangan tersebut tak hanya menggambarkan solidaritas tim, tetapi juga keberhasilan dalam menguasai paint area, yang tercermin dari 60 poin yang berhasil dicetak di area tersebut.
Tak hanya itu, James Dickey, big man andalan Pelita Jaya, menjadi bintang dalam pertandingan tersebut dengan membukukan 16 angka. Ini adalah buah dari penerapan prinsip agresif yang diinginkan Ahang, yang secara tegas menginginkan Dickey untuk tidak hanya fokus pada serangan, tetapi juga harus dominan dalam perebutan bola pantul. “Saya dari awal maunya dia memang dominan dalam rebound, jangan sampai terbalik, pemain lain mau rebound sedangkan dia tidak mau rebound, jadi semua ada perannya masing-masing,” tegas Ahang.
Tantangan bagi big man Pelita Jaya tentu tak mudah. Selain mengembangkan kemampuan teknik dan fisik, mereka harus memiliki mentalitas untuk terus berjuang di area yang seringkali penuh tekanan.
Namun, dengan arahan yang jelas dari pelatih dan semangat untuk berkontribusi lebih bagi tim, tak ada yang mustahil bagi para pemain besar Pelita Jaya. Sebab, seperti yang ditunjukkan dalam laga melawan Pacific Caesar, ketika para big man bermain dengan penuh agresivitas, mereka bisa mengubah jalannya permainan dan membawa tim meraih membawa kemenangan gemilang.
Dengan terus berfokus pada dominasi paint area dan agresivitas dalam perebutan rebound, Pelita Jaya berpotensi menjadi tim yang tak hanya kuat di sisi serangan, tetapi juga menakutkan di sektor pertahanan. Tentunya, ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk meraih kesuksesan di kompetisi yang semakin ketat.
Senin, 10 Maret 2025